Suara Adalah Aset Berharga Apa pun Wujudnya - Ulas Bahasa -->

Suara Adalah Aset Berharga Apa pun Wujudnya

Post a Comment

Suara adalah tambang emas bagi si empunya bila suara itu terasa sedap di telinga. Namun, dalam kondisi tertentu, suara yang tidak merdu juga diburu.

suara adalah

Tengoklah Putri Ariani. Berkat suara emas yang dimilikinya, gadis Indonesia itu mengentak dunia.

Serupa dengan Putri, para penyandang profesi penyanyi lainnya mendapatkan banyak keuntungan melalui suara yang menawan. Tuah suara tak berhenti di kehidupan para penyanyi saja.

Selain penyanyi, terdapat pelbagai profesi yang juga mengandalkan suara sebagai sarana untuk berkarya. Sebut saja penyiar radio, penyulih suara (dubber), atau profesi yang sedang tenar di era digital, yakni pengisi suara (voice over).

Mengapa suara menjadi aset berharga bagi pemiliknya?

Alasannya jelas, karena suara bisa didengar. Orang dapat menikmati suara melalui indra pendengaran. Coba bayangkan, jika orang tidak bisa mendengar suara, tentu saja tidak akan ada satu pun manusia memamerkan suara.

Bagaimana seorang penyiar radio bisa dikenal audiens kalau suaranya tak didengar orang? Tak akan pernah lahir profesi penyulih suara dan pengisi suara jika suara yang merupakan media utama tak bisa didengar telinga. Setali tiga uang dengan profesi penyanyi yang tak bakal muncul ke muka bumi.

Jadi, Suara Adalah ...

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengabadikan keadaan ini dalam salah satu definisi suara yang dikemukakannya. Suara adalah bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia (seperti pada waktu bercakap-cakap, menyanyi, tertawa, dan menangis). Begitulah makna suara menurut kamus besar kita.

Mengapa bisa muncul sederet kata-kata terpopuler sepanjang masa? Silakan simak alasan-alasannya.

Lebih lanjut, melalui lema bunyi, bausastra bahasa Indonesia itu memberikan penjelasan tentang cara mengindra suara. KBBI menjelaskan bahwa bunyi adalah sesuatu yang terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga.

Ditilik asal-usulnya, kata suara berasal dari bahasa Sanskerta svara. Kata ini mengandung arti bunyi, vokal, nada, dan kegaduhan. Jadi, makna kata suara dalam bahasa Indonesia tidak jauh berbeda dengan makna kata aslinya.

Nah, kini sudah jelas arti kata suara serta hubungannya dengan telinga manusia.

Suara yang Tak Bisa Diindra Telinga

Namun, muncul pertanyaan berikutnya. Benarkah suara hanya bisa diindra dengan telinga? Tidak adakah cara lain mendapatkan keuntungan dari adanya suara?

Kini, suara sedang menemukan masa kejayaannya. Banyak pihak sedang mencari sebanyak-banyaknya suara. Lantaran begitu penting peran suara, banyak orang rela mengeluarkan sejumlah biaya untuk mendapatkannya.

Apakah orang-orang itu mengincar suara semerdu suara yang dipunyai Putri Ariani? Ah, ternyata tidak. Saat ini orang tidak peduli apakah itu suara merdu, suara syahdu, suara serak-serak basah, atau bahkan suara cempreng yang bikin sakit kuping, semuanya diembat saja.

Awas, berhati-hatilah menggunakannya, tanda koma berpotensi menimbulkan tindakan kanibal dan aniaya.

Mengapa orang tidak lagi memilih-milih jenis dan kualitas suara?

Karena orang sedang mengejar suara yang tidak terdengar. Suara yang tengah menjadi objek perburuan bukanlah suara yang bisa dinikmati melalui telinga.

Lah, berarti KBBI salah memberikan arti?

Untuk jenis suara yang kini sedang diburu, KBBI menyodorkan definisi berbeda. Suara jenis ini diartikan oleh KBBI sebagai dukungan, khususnya dalam suatu pemilihan.

Ketika Masa Perburuan Suara Tiba

Awal tahun 2024 ini, ketika negara menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu), tiba-tiba suara menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Pemasangan baliho, kegiatan blusukan, acara debat, atau bahkan kegiatan yang dikenal dengan sebutan “serangan fajar” dilakukan para kontestan sebagai wujud sarana untuk menjaring suara.

Jadi, jelas bahwa suara yang diperebutkan oleh para kontestan pemilu tidak harus semerdu suara para pelantun lagu. Bukan pula jenis suara dengan kekhasan tertentu seperti yang dikuasai para penyulih suara dan pengisi suara. Para kontestan tidak mengejar suara dan menangkapnya melalui telinga.

Komisi Pemilihan Umum (KPU), lembaga negara yang ditugaskan untuk menyelenggaran pemilihan umum, telah menetapkan peranti untuk “menangkap” suara. Perkakas itu bernama surat suara. 

Nah, dengan perantaraan surat suara, panitia penyelenggara pemungutan suara (dan rakyat yang menyaksikannya) bisa “melihat” suara melalui lubang bekas paku yang muncul di surat suara. Jadi, untuk menjadikan suara berharga, Anda tak perlu belajar atau melakukan latihan berat lainnya. Anda hanya dituntut memiliki kemampuan menancapkan sebatang paku pada sehelai kertas bergambar para peserta pemilu.

Saya kerap mendengar orang-orang pintar berkata, suara kita bakal menentukan masa depan bangsa. Jadi, jangan pernah menganggap remeh suara Anda.

Nah, jika Anda tak merasa mempunyai jenis suara emas seperti yang dimiliki Putri Ariani, jangan berkecil hati. Suara Anda tetap berharga, karena turut menentukan nasib bangsa dan negara.

Suara memang bermakna dua. Ada suara yang hanya bisa dinikmati menggunakan telinga, ada juga suara yang bisa “diindra” oleh mata. Yang perlu digarisbawahi, semua jenis suara akan berguna pada waktunya.

Jadi, apa pun jenisnya, suara adalah properti berharga yang tak boleh dibiarkan sia-sia.

Artikel Terkait

Post a Comment