- Ulas Bahasa -->

iklan display horizontal

Post a Comment

Bahasa iklan memang menggiurkan. Kadang-kadang, kata-kata dalam iklan mengalahkan logika manusia.

bahasa iklan

Harvard Business School membuktikan hal itu. Melalui studinya, HBS menyimpulkan bahwa 95% keputusan konsumen untuk membeli sesuatu dipengaruhi faktor emosi.

Nah, kebanyakan iklan dibuat dengan memanfaatkan emosi orang yang mudah terpengaruh. Para perancang iklan memasukkan unsur-unsur tertentu yang dapat memengaruhi emosi. Bahasa menjadi salah satu senjata andalan para pemasar untuk menguras emosi (calon) konsumen.

Lantas, bagaimana cara bahasa memengaruhi emosi seseorang?

Teknik Menggunakan Bahasa untuk Memengaruhi Emosi

Terdapat berbagai cara mengulik emosi orang melalui bahasa. Beberapa di antaranya melalui pemilihan kata yang tepat, ajakan halus, storytelling yang emosional, rima dan ritme, serta metafora yang mengundang emosi.

Pemilihan Kata “Ajaib”

Ada bermacam-macam kata yang memiliki “kekuatan magis” untuk menarik perhatian. Kata-kata tersebut mampu menstimulasi rasa ketergesaan (urgensi) orang. Beberapa contoh kata yang memiliki kekuatan semacam itu antara lain gratis, spesial, dan terbatas.

Berikut ini beberapa contoh penggunaan kata-kata tersebut dalam iklan yang sering kita dengar:

  • Promo spesial berlaku hari ini saja!
  • Kami memberikan gratis ongkir ke seluruh Indonesia.
  • Penawaran terbatas pada seratus orang pertama yang mengunduh aplikasi ini.

Ajakan Secara Halus

Kalimat yang disertai kata-kata ajakan yang terasa akrab mampu mendorong orang-orang yang “diajak” merasa dekat dengan pengajak. Mereka pun lebih mudah mengikuti ajakan tersebut. Kata-kata ajakan “sakti” yang kerap digunakan dalam iklan antara lain yuk dan temukan.

Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata-kata ajakan halus tersebut:

  • Yuk, mulai harimu dengan energi baru.
  • Temukan cantikmu sekarang.

Storytelling Emosional

Cerita-cerita yang menyentuh hati merupakan senjata ampuh untuk meluluhkan hati orang. Para perancang iklan “mengendus” kesempatan membuat iklan yang menyentuh hati dengan menggunakan storytelling jenis ini.

Sebagai contoh, sebuah iklan air mineral yang menggunakan semboyan “Kebaikan Hidup Dimulai dari Air”. Semboyan itu sungguh mengena di hati karena menggunakan istilah “kebaikan hidup” yang langsung “menusuk” hati.

Narasi dalam iklan ini berusaha menghubungkan air dengan nilai-nilai moral untuk memperkuat kesan positif terhadap produk yang diiklankan.

Rima dan Ritme

“Camilan lezat, harganya bersahabat.”

Kalimat di atas mengandalkan bunyi -a yang berulang sebagai “penanda” agar iklan mudah diingat.

Metafora

Adakalanya, pengiklan menggunakan metafora untuk menyentuh hati. Mereka tidak sekadar menyodorkan fungsi produk yang diiklankan, melainkan juga menyampaikan ungkapan-ungkapan yang menggelitik emosi.

Ada sebuah slogan dalam iklan minuman herbal yang dapat dijadikan contoh penggunaan metafora dalam beriklan. Berikut ini slogannya.

“Ringan di tubuh, damai di hati.”

Nah, kata-kata dalam berbagai iklan yang sering kita saksikan ternyata memiliki kekuatan untuk menarik perhatian khalayak. Para perancang iklan melihat potensi bagus dari kekuatan-kekuatan semacam itu untuk diterapkan dalam dunia periklanan.

Jadi, bahasa bisa dimanfaatkan sebagai alat penggerak emosi manusia seperti yang terjadi pada bahasa iklan yang acap kita saksikan.

Newest Older

Artikel Terkait

Post a Comment