Jumawa adalah kata yang kerap muncul di media massa pada akhir Agustus 2024 lalu. Semua itu berawal dari lapangan sepak bola.
“Meski bisa kalahkan Argentina, tim yang peringkatnya jauh di atas kita, ingat jangan sombong atau jumawa.”
Silakan baca tulisan yang membahas kata klasik penggawa.
Kalimat itu mengemuka sekitar sebulan silam. Kemenangan Timnas Indonesia U-20 atas Argentina U-20 menjadi latar belakang munculnya kalimat yang diucapkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, itu.
Kemenangan Timnas Indonesia Berbuah “Jumawa”?
Timnas Indonesia U-20 memang membukukan kemenangan bersejarah atas tim dari negara peringkat satu menurut federasi sepak bola dunia alias FIFA. Kala itu, tim nasional kita sedang mengikuti turnamen sepak bola di Korea Selatan bertajuk Seoul Earth on Us Cup 2024.
Mengetahui kemenangan yang sangat tak terduga itu, Pak Ketua segera mengingatkan semua anggota tim yang dijuluki Garuda Nusantara untuk menjaga sikap rendah hati.
Silakan baca juga artikel yang menjawab kebingungan soal kata asing yang selalu miring.
Seusai pertandingan yang bikin heboh banyak kalangan itu, langkah Timnas Indonesia U-20 terseok-seok. Dalam dua partai selanjutnya, mereka dikalahkan Thailand dan Korea Selatan.
Alhasil, dengan sekali menang dan dua kali kalah, Garuda Nusantara menempati posisi terbawah dalam klasemen di akhir turnamen. Entah karena muncul sikap jumawa atau sebab lain, kita tidak tahu alasan performa Timnas kita menurun tajam.
Kekalahan Garuda Nusantara Bukan Karena Jumawa
Urusan sepak bola kisa kesampingkan dulu karena media ini memang tidak dibangun untuk membahas cabang olahraga terpopuler di negara kita itu. Kita akan membicarakan kata jumawa yang terucap oleh Ketua PSSI dan diberitakan secara luas.
Ketika saya mencoba mencari makna kata jumawa melalui pencarian di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, saya tidak mendapatkannya. KBBI malah menyodorkan kata jemawa kepada saya.
Setelah saya klik istilah yang disodorkannya, saya menemukan
beberapa hal berkaitan dengan kata yang kita bahas ini.
Silakan baca juga pembahasan namun yang selalu di depan.
Pertama, KBBI menjelaskan bahwa kata jumawa bukan merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Di bawah lema jemawa, tertera tulisan “bentuk tidak baku: jumawa”.
Kedua, kamus itu menunjukkan bahwa jemawa merupakan ragam klasik, yakni kata yang digunakan dalam kesusastraan Melayu Klasik.
Ketiga, bausastra bahasa Indonesia itu memberikan dua makna yang dikandung oleh kata jemawa. Makna pertama adalah 'angkuh' atau 'congkak', sedangkan makna kedua adalah 'suka mencampuri perkara orang lain'.
Menilik kalimat yang diucapkan oleh Pak Ketua, tampaknya beliau bermaksud menyebut kata jemawa dalam makna pertama. Sebab, dalam kamus tesaurus, terdapat kata sombong, yang juga disebut oleh Pak Ketua, sebagai salah satu sinonim jemawa.
Nah, sudah jelas kini, kekalahan Timnas Indonesia U-20 bukan karena jumawa. Belum tentu juga kerana jemawa.
Post a Comment
Post a Comment