Bukan karena kecepatannya namun selalu terdepan. Bukan lantaran wibawanya namun selalu ditempatkan di posisi paling depan. Lantas, karena apa?
Jika selama ini Anda menempatkan namun di tengah, sebaiknya segera pindahkan ke depan. Apalagi bila Anda menaruhnya di belakang.
Mengapa demikian? Karena memang di sanalah tempat yang pas baginya.
Silakan baca penjelasan mengenai banyaknya orang sulit memahami penulisan di.
Memang, namun harus berada di posisi terdepan. Bukan di tengah, apalagi di belakang.
Barangkali Anda membandingkannya dengan tetapi. Bukankah namun dan tetapi sama saja?
Benar. Keduanya memang merupakan kata penghubung yang menyatakan dua hal yang berlawanan atau tidak selaras. Jadi, makna kedua kata itu serupa.
Namun, keduanya tidak dapat saling menggantikan. Keduanya memang memiliki persamaan, tetapi juga mempunyai perbedaan.
Perbedaan Namun dan Tetapi
Namun dan tetapi merupakan kata penghubung. Kedua kata itu juga berfungsi untuk menunjukkan pertentangan atau perlawanan.
Jadi, dalam urusan jenis kata dan maknanya, keduanya serupa.
Meskipun jenis dan maknanya serupa, keduanya tidak begitu saja bisa saling menggantikan. Sebab, terdapat perbedaan dalam hal cara menempatkan kedua kata tersebut dalam kalimat.
Namun adalah kata sambung antarkalimat. Fungsinya untuk menyambungkan sebuah kalimat dengan kalimat sebelumnya.
Berikut ini sebuah contoh penggunaannya.
Jens Raven adalah pemain tim nasional Indonesia yang bermukim di Belanda. Namun, ia sangat mencintai Indonesia.
Sementara itu, tetapi merupakan kata sambung intrakalimat. Posisiny selalu berada di tengah sebuah kalimat.
Begini contoh penggunaannya.
Jonathan Christie mengawali laga di Olimpiade Paris 2024 dengan susah payah, tetapi berhasil mengungguli lawannya.
Dari kedua contoh di atas, kita bisa melihat posisi namun dan tetapi. Namun selalu berada di awal kalimat, sedangkan tetapi bertempat di tengah.
Bagaimana dengan Tapi dan Akan Tetapi?
Apakah kata tapi dan akan tetapi serupa dan dapat menggantikan kata namun atau kata tetapi? Di mana pula lokasi yang tepat untuk mereka tempati?
Silakan baca juga jawaban atas pertanyaan mengapa istilah asing harus ditulis dengan huruf miring.
Tapi hampir identik dengan tetapi. Bedanya sedikit saja.
Tapi adalah bentuk lebih singkat dari tetapi. Hanya saja, kedudukannya sebagai kata tidak baku.Dengan demikian, kata tapi bisa menggantikan kata tetapi, tetapi (seharusnya) hanya digunakan dalam ragam tidak formal.
Akan tetapi benar-benar identik dengan namun. Makna dan penempatan keduanya sama sehingga bisa saling menggantikan secara langsung.
Asal-Usul Kata Namun dan Tetapi
Selain berbeda dalam hal penempatannya dalam kalimat, namun dan tetapi juga memiliki perbedaan lainnya. Perbedaan itu terletak pada muasal kedua kata tersebut.
Untuk menelusuri asal-usul suatu kata, kita bisa mengunjungi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI menyuguhkan penjelasan mengenai asal-usul kata namun dan tetapi.
Menurut KBBI, namun berasal dari bahasa Jawa Kuno. Dalam bahasa asalnya, namun berarti ‘jika, kalau, asal saja, atau sal(kan)’.
Menilik makna asalnya, terjadi perubahan makna kata namun setelah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Sebab, setelah diadopsi, kata ini menunjukkan pertentangan atau perlawanan, sedangkan dalam bahasa aslinya tidak.
Sementara itu, kata tetapi diambil dari bahasa Sanskerta, yakni tathapi. Kata ini memiliki makna ‘meskipun, namun, masih’.
Jadi, arti kata tetapi dalam bahasa Indonesia masih sejalan dengan arti kata asalnya.
Nah, itulah “kisah” tentang namun dan tetapi. Sekilas tampak serupa, tetapi ternyata terdapat perbedaan di antara keduanya.
Kini kita semakin memahami, mengapa namun selalu di depan, sedangkan tetapi tak pernah maju.
Post a Comment
Post a Comment