Ingat, Fungsi Imbuhan Bukan untuk Membingungkan - Ulas Bahasa -->

Ingat, Fungsi Imbuhan Bukan untuk Membingungkan

Post a Comment

Fungsi imbuhan adalah untuk membentuk kata kerja, kata sifat, dan jenis kata lainnya. Hati-hati, pemberian imbuhan yang serampangan bisa membingungkan.

 

fungsi imbuhan

Masih ingat pergelaran berjuluk FIFA Match Day yang berlangsung tanggal 19 Juni 2023 lalu? Saat itu, dengan gagah tim nasional sepak bola Indonesia menantang juara dunia, Argentina.

Memang mereka kalah. Namun, peraih gelar juara dunia tiga kali itu tidak mendapatkan kemenangan dengan mudah.

Selain jalannya pertandingan yang amat seru serta spirit para pemain Indonesia yang luar biasa, ada faktor lain yang cukup menggelitik untuk dibahas di sini. Beberapa kali saya tertegun mendengar sepenggal kalimat yang acap disampaikan pembawa acara di televisi yang menyiarkan pertandingan langka itu.

Silakan baca juga ulasan tentang makna kata diving dalam sepak bola.

Memang, setiap pembawa acara pertandingan sepak bola memiliki ciri khas masing-masing. Begitu pula dengan host yang memandu siaran pertandingan yang ditunggu-tunggu para pencinta sepak bola tanah air itu.

Selain teriakan khas “ahay” yang kemudian kerap dilekatkan pada namanya, pembawa acara ini punya ciri khas lain. Ia sering mengucapkan sepenggal kalimat tanya yang bikin hati bertanya-tanya.

“... kembali kepada Arhan, ... masih Arhan. Siapa yang akan diberikan?”

Begitulah salah satu contoh kalimat unik yang diucapkannya kala itu, dan sering juga disampaikannya ketika memandu pertandingan-pertandingan lainnya. 

Seperti contoh lainnya dalam pergelaran serupa, Hari Pertandingan FIFA, yang digelar lima hari sebelumnya. Ketika itu Indonesia berjumpa Palestina.

Suatu saat Arhan hendak melakukan tendangan penjuru. Dengan semangat membara, pembawa acara kita mengabarkan, “...(Pratama Arhan) memberikan aba-aba, lakukan sudah. Siapa yang akan diberikan?

Sang pembawa acara seakan-akan mengajukan pertanyaan itu kepada pemirsa.

Kalimat kedua yang diucapkan Bung Ahay, panggilan bagi sang pembawa acara, mampu mengusik ketenangan hati saya. Saya pun tak kuasa menahan diri untuk berdiam diri saja dan tidak menelusurinya.

Fungsi Imbuhan Amat Menentukan

Apa jawaban Anda jika mendapat pertanyaan demikian? Bisa jadi Anda bakal menjawabnya Dendi Sulistyawan, atau Marselino Ferdinan, atau nama-nama pemain Indonesia lainnya yang berada di dekat Arhan.

Seperti Anda, saya pun menduga pembawa acara hendak melanjutkan omongannya dengan menyebut nama seorang pemain tim Indonesia.

Namun, jawaban seperti itu belum tentu benar.

Mengapa belum tentu benar? Mari kita tinjau bersama-sama.

Saya merasakan, setidaknya terdapat dua kata dalam pertanyaan itu yang bisa menimbulkan salah sangka pendengar terhadap maksud si penanya.

Pertama, adanya unsur kata siapa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyodorkan tiga makna untuk menjelaskan kata siapa. Ketiga arti kata siapa merujuk pada sosok orang.

Jadi, pertanyaan yang mengandung unsur kata tanya siapa seyogianya dijawab dengan menyebut nama orang atau kata ganti orang.

Silakan baca juga tulisan yang mengupas asal dan arti kata bambang yang banyak dipakai untuk menamai orang.

Kedua, munculnya kata diberikan.

Saya merasa ada ketidakberesan dengan penggunaan kata kerja yang satu ini.

Salah satu fungsi imbuhan di-kan (atau me-kan dalam kalimat aktif) yang melekat pada predikat adalah untuk memunculkan objek.

Dengan demikian, kata kerja memberikan harus diikuti objek. Misalnya, dalam konteks ucapan Bung Ahay di atas, memberikan bola.

Bila kalimat yang diucapkan adalah kalimat pasif, pertanyaan yang bisa dilayangkan misalnya “Apa yang akan diberikan?”

Menjawab pertanyaan ini cukup mudah. Benda yang berada dalam penguasaan Pratama Arhan saat itu adalah bola. Jadi, sangat mungkin, benda yang akan diberikan oleh Arhan adalah bola.

Sungguh mustahil di tengah pertandingan Arhan akan memberikan bajunya kepada orang lain. Apalagi celananya.

Hal yang membingungkan adalah penggunaan kata tanya siapa dalam pertanyaan yang diajukan pembawa acara. Kata tanya siapa menghendaki jawaban yang menunjuk pada sosok orang.

Bila pembawa acara tetap “ngotot” menggunakan kalimat yang disusunnya, maka makna kalimat itu menjadi tidak sesuai dengan (mungkin) maksud hati penuturnya.

Siapa yang Akan Diberikan?

Pertanyaan “Siapa yang akan diberikan?” mengandung arti ada seseorang yang akan diberikan (atau disodorkan) kepada orang lain atau pihak lain. Orang yang mengajukan pertanyaan tidak tahu siapa gerangan yang akan diberikan kepada orang lain.

Saya meyakini bahwa Arhan tidak bermaksud memberikan Dendi atau siapapun rekan setimnya kepada orang lain. Yang sangat saya yakini adalah pemain klub Tokyo Verdy itu bermaksud memberikan bola yang sedang dikuasainya kepada salah seorang rekannya.

Barangkali, Arhan hendak menyodorkan bola kepada Marc Klok atau Dendi Sulistiawan, atau pemain lain.

Silakan baca juga artikel mengenai istilah naturalisasi yang kerap mengiringi perkembangan sepak bola nasional.

Namun, kalimat yang dilontarkan sang pembawa acara menimbulkan kerancuan. Rasanya tidak mungkin ia berpikir bahwa Pratama Arhan berniat memberikan salah seorang rekan setimnya kepada orang lain.

Untuk menghindari kebingungan pemirsa, saya mengusulkan kepada Bung Ahay untuk mengganti pertanyaan yang selama ini kerap diucapkannya. Ada dua alternatif kalimat yang dapat dipakainya, yaitu:

1.       Alternatif pertama, mengganti kata diberikan menjadi diberi. Maka, kalimatnya akan menjadi “Siapa yang akan diberi (bola)?”

2.       Alternatif kedua, menambahkan kata kepada di awal kalimat. Maka, kalimatnya akan menjadi “Kepada siapa (bola) akan diberikan?”

Nah, fungsi imbuhan sangat penting dan menentukan makna suatu kata sehingga tidak boleh digunakan secara serampangan.

Artikel Terkait

Post a Comment