Cara Menulis di yang Berselimut Misteri - Ulas Bahasa -->

Cara Menulis di yang Berselimut Misteri

Post a Comment

Cara menulis di yang benar terus menjadi misteri hingga kini. Seolah-olah, memahami penulisan di yang benar itu sesuatu yang amat sulit dilakukan.

cara menulis di
Entah apa sebabnya, menulis di menjadi pekerjaan yang amat pelik di negeri ini. Begitu banyak orang Indonesia tak kunjung mampu membedakan di harus ditulis serangkai atau dipisah dengan kata yang mengikutinya.

Silakan baca ulasan tentang kebingungan orang menentukan kata merubah atau mengubah.

Tengoklah ke sekeliling kita. Silakan periksa sejenak papan petunjuk, papan iklan, atau baliho yang ada di sekitar kita.

Apakah Anda menemukan kata-kata semacam di jual, di kontrakkan, atau di larang terpampang di sana? Bila jawaban Anda “ya”, maka adanya indikasi muskilnya membedakan awalan dan kata depan memang benar terjadi.

Pelajaran SD yang Sulit Dipahami Lulusan S1

Andre Moller bahkan sampai “menepuk jidat” melihat urusan penulisan di yang kocar-kacil tidak karuan. Apakah untuk memahami penulisan ‘di’ yang benar harus menempuh pendidikan khusus?

Dalam buku Ajaib, Istimewa, Kacau: Bahasa Indonesia dari A sampai Z (2019), penyuka bahasa Indonesia asal Swedia itu mengungkapkan keheranan mendalam berkenaan dengan penulisan di yang kerap amburadul. Menurutnya, urusan ini mestinya sudah kelar saat seseorang lulus sekolah dasar.

Namun, kenyataannya tidak demikian.

Saya meyakini bahwa perancang papan petunjuk yang terpasang di jalan-jalan raya, papan-papan iklan, dan baliho-baliho yang menunjukkan tampang para calon legislatif tidak “hanya” berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Barangkali di antara mereka berpendidikan sarjana.

Dan, meminjam keheranan Andre Moller, sebagian hasil karya mereka tidak menunjukkan bahwa mereka pernah bersekolah di SD. Lantas, apakah perlu memasukkan pelajaran khusus menulis di yang benar ke dalam kurikulum sekolah dasar?

Aturan mengenai Penulisan di

Kita bisa menyimak tatacara menulis kata melalui Ejaan yang Disempurnakan edisi kelima (EYD V). Dalam urusan ini, penulisan di berkaitan dengan fungsinya selaku awalan (prefik) dan kata depan.

Pertama, kita bisa mengunjungi EYD V yang membahas penulisan kata berimbuhan. Menurut EYD V, kata yang mendapat imbuhan ditulis serangkai dengan imbuhannya.

Jadi, ketika di berfungsi sebagai imbuhan, penulisannya harus dirangkai dengan kata yang mengikutinya. Contohnya terdapat pada kata-kata ditulis, dimakan, dibuang, dan lain-lain.

Silakan baca artikel mengenai penulisan gabungan kata yang benar.

Menurut Ivan Lanin, awalan di membentuk kata kerja (verba) dengan pelbagai makna. Makna-makna kata yang terbentuk seusai diberi awalan di adalah dikenai tindakan, dikenai dengan, dibuat/dijadikan, dan diberi/dilengkapi.

Sementara itu, saat bertindak selaku kata depan, di harus ditulis secara terpisah dengan kata di belakangnya. Sebagai contoh di depan, di kereta, di Yogya, dan lain-lain.

Panduan Praktis Cara Menulis di yang Benar

Sebenarnya sederhana sekali cara memahami penulisan di yang benar. Hanya perlu melakukan dua langkah kecil berikut ini.

 1.       Memahami apakah di berfungsi sebagai prefiks (awalan) atau kata depan.

2.       Jika di merupakan awalan, penulisannya disambung dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan bila di bertindak selaku kata depan, jangan ragu-ragu, langsung pisahkan dengan kata di belakangnya.

Namun, ada persoalan lain yang juga harus dipahami. Bagaimana cara menentukan apakah di merupakan awalan atau kata depan?

Ini pun bukan urusan yang terlampau sulit dimengerti. Sebuah awalan sudah tentu diikuti oleh kata kerja.

Jadi, jika di belakang di terdapat kata kerja, sudah pasti di berfungsi sebagai awalan. Dengan demikian, di ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Apabila kata di belakang di bukan kata kerja, maka dalam hal ini di bertindak sebagai kata depan. Dalam posisi seperti ini, di ditulis secara terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Namun, adakalanya sebuah kata memiliki lebih dari satu kelas kata. Misalnya kata langgar yang bisa berarti menabrak (kata kerja) dan kata langgar yang bersinonim dengan surau atau musala (kata benda).

Lantas, bagaimana cara membedakan jenis kata langgar sehingga bisa menentukan cara menulisnya jika didahului di.

Untuk mengetahui kelas kata dan cara menulisnya, kita bisa memasukkan kata langgar (dan kata-kata serupa lainnya) ke dalam sebuah kalimat. Misalnya:

 1.       Ketika sedang duduk santai, Roni dilanggar Pak Hasan. 

2.       Sore itu Roni duduk santai di langgar dekat rumah Pak Hasan.

Nah, apakah “pelajaran SD” ini masih terlalu sulit dipahami? Semoga panduan praktis cara menulis di yang benar ini bermanfaat.

Artikel Terkait

Post a Comment