Saatnya Mengucapkan Selamat Tinggal kepada “Passion”? - Ulas Bahasa -->

Saatnya Mengucapkan Selamat Tinggal kepada “Passion”?

Post a Comment

Sekian lama setia menggunakan kata passion, akhirnya saya menemukan penggantinya. Sebuah padanan kata yang paling pas mengungkapkan hasrat hati yang mendalam itu.

kerja sesuai passion atau renjana
Ilustrasi orang bekerja sesuai passion. Sumber gambar : Mohamed Hassan dari Pixabay.

Kata passion sangat erat berkait dengan pekerjaan atau kegiatan yang kita lakukan. Konon, kita akan merasakan semangat yang membara tatkala mengerjakan tugas atau aktivitas yang sesuai dengan passion kita.

Saya merasakan sendiri kebenaran kalimat itu. Sewaktu menjalani tugas pada bidang yang bukan merupakan idaman saya, saya merasakan beratnya memikul tugas itu.

Sebaliknya, ketika saya ditugaskan pada posisi yang sesuai dengan minat yang saya miliki, rasa berat melaksanakan tugas menjadi berkurang karena saya menjalankannya dengan ringan hati. Barangkali keadaan seperti itulah yang dimaksud para motivator sebagai passion.

Baca juga artikel yang mungkin akan membuat Anda ternganga. Ada sebuah kata yang identik dengan istilah asing, padahal kata ini merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia.

Menulis merupakan salah satu kegiatan yang saya sukai. Jadi, meskipun sering dilanda hambatan penulis atau yang biasa kita kenal dengan istilah writer’s block, tetapi aktivitas yang satu ini nyaris tak pernah menyingkir dari kehidupan saya.

Jadi, inikah passion saya?

Arti Passion Itu Apa, Sih?

Menurut bahasa asal kata itu, secara umum passion diartikan sebagai rasa hati atau minat yang sangat kuat terhadap sesuatu.

Cambridge Dictionary misalnya, menjabarkan arti kata passion dengan ungkapan “a very powerful feeling, atau “an extreme interest in or wish for doing something, such as a hobbyactivity, etc”.

Baca juga tulisan mengenai kata seronok yang acap disalahartikan.

Mengamati makna kata dari sebuah kamus bahasa Inggris yang kondang itu, saya kembali mengingat perasaan saya saat mengerjakan dua macam tugas. Tugas yang satu saya jalankan dengan semangat dan senang hati, sedangkan yang lainnya saya kerjakan dengan berat hati.

Kedua arti passion yang saya sebutkan di atas benar-benar menggambarkan bahwa kata itu memang sesuai dengan yang saya maksudkan ketika menuliskan atau mengucapkannya.

Menemukan “Harta Karun” yang Terpendam

Suatu ketika saya menelusuri media sosial. Salah satu akun Instagram yang kerap saya singgahi, Nara Bahasa, langsung nongol di layar gawai.

Akun penggiat bahasa Indonesia itu acap muncul dengan konsep-konsep sederhana tetapi sangat mengena. Padanan kata bahasa asing dalam bahasa Indonesia merupakan sebuah tema yang amat menggairahkan saya untuk selalu membukanya.

Rasanya sangat senang hati ini bisa menjumpai kosakata “baru” yang sebelumnya tidak saya kenal. Barangkali kosakata itu bukan sama sekali baru, tetapi saya jarang menemukannya lantaran istilah-istilah dari negeri asing telah menguasai “lahan” yang semestinya ditempati kosakata yang berasal dari negeri sendiri atau setidaknya diakui menjadi bagian dari bahasa resmi negeri ini.

Apakah Anda merasa pantas meneladani guru? Silakan baca artikel yang membahas kata meneladani.

Saya menganggap penemuan kosakata baru dalam bahasa Indonesia sebagai harta karun yang patut disyukuri. Di tengah minimnya kosakata dalam bahasa persatuan kita, tambahan satu atau dua kata tentu sangat berharga.

Nah, pada saat menelusuri akun yang banyak memberi informasi tentang pemakaian bahasa Indonesia itu, saya menemukan harta karun yang selama ini saya cari. Kini, saya bisa mengurangi penggunaan kata passion karena Nara Bahasa telah memberi saya padanannya dalam bahasa Indonesia.

Dari Mana Renjana Berasal?

Rasa penasaran membawa saya menuju Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring. Tentu saja saya langsung mengetik 'renjana' sesuai dengan yang disampaikan oleh pembuat konten Nara Bahasa dalam rubrik “Padanan Pekan Ini”.

Kamus daring ini memberi saya makna yang tak jauh beda dengan pemahaman saya mengenai kata passion. Menurut kamus ini, renjana berarti rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya).

Lantas muncul pertanyaan berikutnya, “Dari mana kata ‘ajaib’ ini berasal?”

Untuk urusan yang satu ini, saya masih mengandalkan mesin pencari yang kabarnya paling pintar di seluruh penjuru bumi. Penelusuran yang saya lakukan melalui mesin yang sering mendapat julukan si Mbah ini menghasilkan sebuah kesimpulan.

Ingin mengetahui istilah-istilah asing yang kerap digunakan bagian personalia suatu perusahaan? Silakan baca tulisan tentang sebutan-sebutan dalam dunia kepegawaian mulai recruitment hingga resign.

Ternyata, kata renjana berasal dari bahasa Sanskerta “ranjana” yang memiliki makna hasrat (yang menyala), menyenangkan, sangat menarik, dan juga gembira.

infografik arti passion
Infografik tentang asal dan arti kata passion dan renjana. Sumber data: KBBI dan kamus Tesaurus Bahasa Indonesia - Badan Bahasa.

Hingga kini, kadang-kadang pikiran saya terpeleset akibat miripnya kata renjana yang masih samar-samar itu dengan kata rencana yang sudah sangat akrab dengan mata dan telinga saya. Beberapa kali saya salah tik alias typo sepanjang proses penulisan artikel ini.

Apakah Kelak Renjana Bakal Menggantikan Passion?

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya mencoba mengulik GoogleTrends Indonesia. Perbandingan frekuensi pemakaian kedua kata itu selama setahun terakhir menunjukkan bahwa popularitas kosakata yang telah resmi menjadi bagian dari bahasa kebanggaan kita itu masih ketinggalan jauh dibandingkan “saudara”-nya yang murni bahasa asing.

Tangkapan layar Google Trends Indonesia
Tangkapan layar tren pencarian kata passion dan renjana. Sumber: trends.google.co.id.

Saya tidak heran karena dalam percakapan atau tulisan sehari-hari yang saya temui, kata renjana hampir tak pernah terdengar oleh telinga saya dan masih amat jarang terbaca oleh mata saya. Sementara itu, kata passion tersebar di seluruh penjuru tanah air.

Lantas, untuk masa mendatang, apakah kata renjana akan mampu menggusur atau setidaknya mendekati kepopuleran kata passion? Tentu saja hal semacam itu sangat tergantung pada kita selaku pengguna bahasa Indonesia.

Apakah kita akan tetap bertahan dan makin intens menggunakan kata passion, atau kita telah bersiap diri memasyarakatkan kata renjana?

Artikel Terkait

Post a Comment